Home > Berita > Umum

Bertepatan 212 Tahun Geger Sepehi, Rektor Unilak Prof Junaidi Hadir bersama Masyarakat Pagerejo Jateng saat Sri Sultan HB II Didaftarkan sebagai Pahlawan Nasional

Bertepatan 212 Tahun <i>Geger Sepehi</i>, Rektor Unilak Prof Junaidi Hadir bersama Masyarakat Pagerejo Jateng saat Sri Sultan HB II Didaftarkan sebagai Pahlawan Nasional
Minggu, 23 Juni 2024 14:10 WIB
Ofika Rahmat Julias

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) Riau yang juga guru besar bidang kajian budaya, Prof Dr Junaidi PhD menghadiri undangan masyarakat Pagereho Kertek Wonosobo Jawa Tengah (Jateng), pada 22 Juni 2024 lalu.

Kehadiran Prof Junaidi, atas undangan yang dikirim oleh Kepada Desa Pagerejo, Akhmad Nurwadi. Dalam undangan tersebut dikatakan, pihak desa mendorong para masyarakat budaya dan tokoh lainnya memberikan dukungan untuk proses pendaftaran dan penyerahan dokumen pengajuan Sri Sultan HB II menjadi pahlawan nasional.

”Tanggal 20 Juni lalu saya hadir langsung dengan sejumlah tokoh, budayawan, dan masyarakat di Desa Pagerojo, Wonosobo Jawa Tengah. Terlihat dukungan dan dorongan agar Sri Sultan HB II menjadi pahlawan nasional sangat besar. Ini telah dilakukan dengan kajian, diskusi, dialog dengan sejumlah tokoh, penyerahan dokumen ke Dinas Sosial oleh masyarakat Pagerejo dilakukan bertepatan dengan 212 tahun peristiwa Geger Sepehi,” ujar Prof Junaidi melalui keterangan tertulis yang diterima potretnews.com.

Sementara itu, masyarakat Pagerejo Kertek Wonosoba Jawa Tengah dan Keluarga Trah Sri Sultan Hamengku Buwono II tampak antusias menyerahkan dokumen pengajuan pahlawan nasional Sri Sultan HB II, di Kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos PMD) Wonosobo, Kamis (20/6/2024).

Penyerahan dokumen ini juga dilakukan dengan kirab yang diawali dari Balai Desa Pagerejo berlanjut ke halaman Gedung Adipura Kencana, Wonosobo menuju Kantor Dinsos PMD Kabupaten Wonosobo.

Dokumen yang diserahkan secara resmi berupa sebuah buku yang ditulis berjudul ”Sultan Hamengku Buwono II Pahlawan Lentera Nusantara”. Buku setebal 87 halaman tersebut ditulis melalui proses riset oleh tim peneliti yang beranggotakan perwakilan trah Sri Sultan HB II dan beberapa tokoh lokal yang telah berkontribusi sebelum adanya inisiatif pengusulan. Dokumen pendaftaran pengusulan pahlawan nasional Sri Sultan HB II diserahkan oleh Kepala Desa Pagerejo, Akhmad Nurwadi kepada Sekretaris Dinsos PMD Kabupaten Wonosobo, Eko Prasetyo.

Dalam sejarahnya, Sri Sultan HB II selama ini ditelisik memiliki kedekatan dengan Desa Pagerejo, di lereng Gunung Sindoro. Selama ini warga setempat begitu familiar dengan nama tokoh Raden Mas Sundoro yang tak lain adalah nama kecil Sultan HB II.

Dalam catatan Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB II lahir di lereng Gunung Sindoro dan diyakini tepatnya Desa Pagerejo, Wonosobo pada 7 Maret 1750. Masa itu adalah era sebelum berdirinya keraton Yogyakarta di era Palihan Nagari, perjanjian Giyanti di 1755.

Kepala Desa Pagerejo, Akhmad Nurwadi mengatakan, kebudayaan yang berhubungan dengan Sri Sultan HB II masih melekat dengan masyarakat Desa Pagerejo.

”Sekarang ini di desa banyak peninggalan dari beliau tentang kebudayaan. Budaya itu di Pagerejo masih bertahan dan dilestarikan seperti kesenian berupa tarian hingga upacara atau ritus yang masih dilaksanakan tiap 70 hari sekali," ucapnya, Jumat (21/6/2024).

Salah satu tradisi yang masih terjaga yaitu Tenongan, rutin digelar masyarakat setiap 70 hari sekali pada hari Jumat Kliwon, dan diikuti ratusan warga di makam Sikramat. Dalam tradisi ini masyarakat memaknai sebagai wujud perayaan kemenangan Raden Mas Sundoro melawan penjajah pada masanya.

”Ada juga situs alam yakni tuk Surodilogo yang ada di atas desa di lereng Sindoro yang juga memiliki kisah yang melekat dengan kisah Raden Mas Sundoro atau Sri Sultan Hamengkubuwono II berupa tempat menyepi dan pemandian dari mata air," ungkap Akhmad Nurwadi.

Ketua Tim Penyusun Buku, Ananta Hari Noorsasetya yang sekaligus keluarga trah Sri Sultan HB II menjelaskan pengusulan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan nasional diupayakan sejak 2016 oleh Mein Sugandhi dan Leginingsih.

Berlatar Desa Pagerejo, ia menjelaskan banyak jasa Sri Sultan HB II dalam membela bangsa Indonesia, sehingga patut menjadi tokoh inspirasi bagi bangsa Indonesia.

”Banyak peninggalan yang masih dilestarikan seperti di Yogyakarta, berupa bangunan dan seni arsitektur dengan corak khas, dan masih banyak digunakan,” tuturnya.

Sekretaris Dinas sosial PMD Kabupaten Wonosobo, Eko Prasetyo mengatakan usai menerima dokumen persyaratan pendaftaran pengusulan pahlawan nasional Sri Sultan HB II pihaknya akan mengecek kelengkapan dokumen.

”Kelengkapan dokumen yang diajukan nanti akan disampaikan ke Dinsos Provinsi. Setelah itu masih ada tahapan lagi," tandasnya.***

Kategori : Umum, Riau
wwwwww